Liputan-NTT.Com - Kupang,- Dies Natalis Universitas Persatuan Guru (UPG) 1945 Nusa Tenggara Timur ke- 8 tahun, tergolong usia muda UPG 1945 terus berkembang pesat di berbagai bidang akademik dan non akademik bahkan jumlah mahasiswa terus meningkat, hingga tahun 2025 menargetkan 1500 mahasiswa baru.
Hal itu disampaikan oleh Rektor UPG 1945 NTT David R. E. Selan, SE.,MM dalam acara Syukuran Dies Natalis UPG ke 8 pada Sabtu, 7 Juni 2025.
David Selan dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk memeriahkan Dies Natalis UPG 1945 ke 8 tahun, telah digelar berbagai macam lomba antar program studi, antar dosen di internal UPG juga lomba Futsal di internal UPG dan lomba antar Perguruan Tinggi swasta dan negeri yang melibatkan 14 Kampus di Kota Kupang.
Lanjut David bahwa khusus olahraga tinju tidak hanya melibatkan wilayah Kota Kupang tetapi juga wilayah Kabupaten Kupang. “Kita lihat kampus yang ramai setiap saat dari pagi sampai malam tidak ada kampus lain hanya Kampus UPG yang paling ramai. Kita melihat ini dan merefleksi kembali perjalanan kita sepanjang 8 tahun tentu tidak gampang, melalui jalan berliku, kita harus terantuk dan jatuh, tetapi bangkit dan terus berjuang”.
Rektor UPG umumkan Universitas Persatuan Guru 1945 masuk dalam peringkat ke 5 Kampus terbaik dari 75 PTN/PTS di NTT. Hal itu tentu bukan perjuangan satu orang tetapi team work atau tim kerja yang dibangun begitu kuat dalam bekerja sama membuat capaian-capaian yang luar biasa.
Masa depan adalah tanda tanya karena berdasarkan fenomena secara nasional turunnya animo mahasiswa terhadap perguruan tinggi, tetapi UPG 1945 sebagaimana dalam 5 tahun angkanya sampai tahun kemarin 2024 1038 orang mahasiswa target tahun ini 1500 mahasiswa baru. “Saya sangat berharap bagaimana kolaborasi, kerjasama dalam kelompok dosen, mahasiswa, pegawai untuk bagaimana masyarakat tetap memilih kampus UPG 1945.
Ketua BPH PB UPG 1945 NTT Dr. Semuel Haning, SH.,MH ,C.Me.,C.Parb pada momen syukuran didampingi oleh seluruh Pejabat UPG dan dosen dalam sambutannya merefleksi bahwa “Tuhan ada maka UPG 1945 ada”. Syukuran itu berjalan penuh sukacita dan penuh sejarah.
“Tuhan mengubah air menjadi anggur, maka hari ini Tuhan merubah air mata kita di UPG menjadi mata air. Peristiwa UPG 1945 tidak semudah membalik telapak tangan. Sejarah perjuangan panjang itu karena kita semua. Syukuran Dies Natalis ke 8 menjadi suatu kebahagiaan bagi UPG karena Tuhan”.
Menurut Paman Sam sapaan akrabnya bahwa keberhasilan yang diraih bukan semata karena dirinya tetapi ada orang lain yang menopang dan memberi kekuatan. “Saya tidak bisa berdiri sendiri tanpa Dosen dan Rektor. Lembaga ini tidak kuat jika tanpa mereka semua. Lembaga tidak kuat tanpa seluruh mahasiswa yang ada. Secara pribadi saya bangga dengan pencapaian yang terjadi di UPG saat ini”.
Perjalanan panjang UPG ke depan tentu akan mengalami kerikil-kerikil dan tidak jalan mulus karena semakin tinggi mutu sebuah pendidikan tinggi disitulah selalu berada dalam persaingan-persaingan baik tentang struktur keilmuan maupun mutu pendidikan. Paman Sam tetap meyakini UPG 1945 akan terus laku di masyarakat, dan akan menarik banyak peminat untuk berkuliah Kampus UPG.
“Saya minta kita tetap satu hati satu suara satu doa dan tidak tercerai berai. Jalan kemana-mana jangan lupa UPG 1945. “Bae sonde Bae UPG 1945 lebih Bae”. (*)
