Liputan-NTT.Com - Kupang,- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar serah terima jabatan Dewan Daerah dan Direktur Eksekutif Daerah periode 2025-2029. Acara serah terima jabatan berlangsung di Rumah Gerakan WALHI NTT pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Serah terima jabatan dilakukan oleh Ketua Dewan Daerah WALHI NTT periode sebelumnya yakni Torikus Wardono kepada Ewaldina Soro sebagai Ketua Dewan Daerah WALHI NTT yang terpilih bersama empat anggota lainnya sementara Yuvensius Nonga menerima tongkat estafet sebagai Direktur Eksekutif Daerah.
Acara serah terima jabatan ditandai dengan penandatanganan Berita Acara dan penyerahan cinderamata mata kepada pengurus periode sebelumnya sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam memperjuangkan lingkungan hidup di NTT.
Yuvensius Nonga dalam sambutannya menyatakan bahwa saat ini WALHI NTT memiliki 27 anggota lembaga yang tersebar di tiga pulau besar dimana para pengurus ini berkomitmen untuk terus memperjuangkan keadilan ekologis dan keselamatan rakyat, khususnya masyarakat adat yang sering menjadi korban dari proyek-proyek pembangunan berskala besar.
Ia juga menegaskan kepengurusan baru Dewan Eksekutif Daerah Walhi NTT akan berfokus pada isu ekonomi dan lingkungan yang dinilai berdampak signifikan terhadap masyarakat.
Yuvensius juga menyoroti berbagai isu strategis yang akan menjadi fokus advokasi WALHI NTT, antara lain proyek panas bumi (geothermal) di Flores, perkebunan monokultur di Sumba, serta penggusuran wilayah masyarakat adat di sejumlah daerah di NTT dan kerja-kerja advokasi akan terus dilakukan secara kolektif.
Pada kesempatan yang sama Ewaldina Soro yang menerima tongkat estafet kepemimpinan sebagai Dewan Daerah WALHI NTT menegaskan pentingnya perluasan jejaring organisasi serta memperkuat basis data dan sistem informasi lingkungan di daerah.
Dina Soro sapaan akrabnya berharap dirinya bersama 4 anggota lainnya dalam empat tahun kedepan mampu membangun jejaring yang lebih baik lagi, mengingat NTT adalah daerah kepulauan sehingga sangat perlu membangun jejaring yang lebih luas agar memperkuat suara perjuangan lingkungan hidup di tengah gempuran proyek-proyek strategis nasional yang berdampak pada ruang hidup rakyat. (*)


