Notification

×

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Tag Terpopuler

Puncak Perayaan HUT PGRI ke-80 dan HGN ke-31 Sebagai Momen Refleksi Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Kamis | 27.11.25 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-27T15:05:48Z
banner 325x300

 


Liputan-NTT.Com - Kupang,- Puncak perayaan hari ulang tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 80 dan Hari Guru Nasional (HGN) ke-31 sebagai moment refleksi perjuangan guru dalam mencerdaskan anak-anak bangsa.


Hal itu disampaikan oleh Ketua PGRI NTT dalam sambutannya di momen perayaan HUT PGRI dan HGN di Auditorium Graha Cendana pada Kamis, 27 November 2025. 


Dalam sambutannya Ketua PGRI NTT  sampaikan bahwa PGRI selama 80 tahun telah menjadi rumah bagi guru. Memperjuangkan perlindungan profesi guru, meningkatkan kompetensi, memperjuangkan kesejahteraan serta menjadi wadah silaturahim dan pemersatu seluruh tenaga pendidik di Indonesia.


Guru adalah pemegang tongkat utama organisasi PGRI. Tanpa keaktifan, kebersamaan dan kontribusi para guru maka PGRI tidak akan kuat. Guru adalah rohnya PGRI, penggerak, dan penentu arah perjuangan organisasi. 


Lanjut Ketua PGRI bahwa, PGRI dan Pemerintah memiliki hubungan kemitraan yang strategis, PGRI menjadi mitra kritis dan konstruktif dalam meluruskan kebijakan pendidikan, menyampaikan aspirasi guru serta memastikan pelaksanaan pendidikan  berjalan sesuai harapan bangsa.


Guru adalah tonggak pelaksanaan kebijakan pendidikan. Pemerintahan membuat regulasi namun guru lah yang menjalankan kebijakan tersebut melalui proses pembelajaran, pembentukan karakter, pengujian kompetensi dan penguasaan serta kemahiran peserta didik.


Oleh karena itu Pemerintah memiliki kewajiban konstitusional untuk memberikan perlindungan dan fasilitas, pelatihan serta  kesejahteraan bagi guru.


“Kami berharap pemerintah lebih memperhatikan pemerataan kesejahteraan para guru terutama guru honorer, menguatkan program peningkatan kompetensi dan pembelajaran dan memberikan perlindungan hukum yang jelas bagi para guru dalam melaksanakan profesi”.


Hari ini bukan sekedar seremonial, hari ini adalah momen untuk “Melawan Lupa” bahwa di balik setiap pejabat, setiap pemimpin, setiap tokoh pahlawan ada sosok yang penuh kesabaran dan keikhlasan menuntun membimbing dan menguatkan yaitu guru. Tetapi hari ini guru masih di kriminalisasi. Banyak guru yang diperlakukan tidak adil hanya karena menjalankan tugas mendidik. Banyak guru dilaporkan ke polisi hanya karena ketidakdisiplinan moral para murid, ada guru yang diseret ke pengadilan bahkan kehilangan nyawa menjadi korban kekerasan saat menjalankan tugas mulia sebagai pendidik anak bangsa. 


“HUT PGRI ke 80 dan HGN ke 31 kita tidak boleh diam, kita harus menyatakan dengan tegas bahwa negara hadir melindungi guru. Guru adalah tonggak peradaban bukan objek kriminalisasi.


Melawan Lupa sebagai tanda mengingat bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati guru, bangsa yang lupa para guru adalah bangsa yang sedang menuju kehancuran moral.”Kita berkumpul untuk melawan lupa agar bangsa ini tidak menutup mata terhadap pengorbanan seorang guru”. 


Melawan lupa bahwa ada guru yang mengorbankan nyawa demi mendidik anak-anak bangsa yakni Almarhumah Rosalia Sogen. Masyarakat NTT kehilangan putri terbaik dari Flores NTT yang meninggal pada  (21/3/2025) dalam penyerangan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan.


Pada kesempatan yang sama Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena menyampaikan bahwa dalam sejarah pergerakan bangsa, PGRI telah menempatkan posisinya sebagai organisasi perjuangan. Sejak awal, PGRI tidak hanya berperan dalam mendidik anak-anak, tetapi juga menjadi wadah perjuangan bangsa.


Lanjutnya, sebagai organisasi perjuangan, PGRI tidak hanya menjadi ujung tombak dalam bidang pendidikan, tetapi juga berperan dalam berbagai aspek yang menyertai perjalanan Republik, termasuk dinamika yang dihadapi Nusa Tenggara Timur.


Gubernur berpesan agar para guru tidak hanya berfokus pada tugas akademik, tetapi turut memperkuat pembentukan karakter dan moral peserta didik tetapi juga penerapan nilai-nilai kewirausahaan sejak dini melalui konsep one school one product sebagai sarana pembelajaran kemandirian dan kreativitas.


Turut hadir Gubernur NTT, Bupati Kabupaten Kupang, Walikota Kupang, Ketua PGRI NTT, Ketua PGRI Kota/ Kabupaten, Kadis Pendidikan dan Kebudayan NTT, Kadis Pendidikan Kota/kabupaten Kupang, Rektor UPG dan Jajaran, Forkopimda Provinsi NTT, Kota dan Kabupaten, Ketua Panitia HUT PGRI dan Jajaran serta guru-guru dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. (*)




×
Berita Terbaru Update