Liputan-NTT.Com - Kupang,- Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Diskusi Publik bertajuk Kepemimpinan dan Pembangunan NTT. Kegiatan tersebut menjadi ruang refleksi bersama dalam memaknai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 Provinsi NTT sekaligus momentum menyatukan pemikiran untuk masa depan pembangunan daerah.
Diskusi Publik berlangsung di Millenium Ballroom Kupang pada Jumat, 19 Desember 2025.
Ketua DPW Partai NasDem NTT, Edistasius Endi, mengatakan diskusi publik ini penting sebagai wadah konsolidasi gagasan dan konsep pembangunan yang berpihak pada kemajuan NTT.
“Saya berharap melalui forum ini kita bisa menyatukan konsep, gagasan, dan pikiran untuk NTT ke depan,” ujar Edi Endi saat membuka diskusi.
Ia mengakui meskipun NTT memiliki potensi kekayaan alam di sektor pangan, pariwisata, serta energi baru dan terbarukan, namun daerah ini masih dihadapkan pada berbagai tantangan pembangunan yang serius.
“Harus kita akui, NTT masih menghadapi tantangan besar, mulai dari kualitas pembangunan manusia, ketimpangan infrastruktur, hingga angka stunting yang masih tinggi,” tegasnya.
Karena itu, Edi Endi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan bekerja sama membangun NTT secara kolektif. Menurutnya, pembangunan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus lahir dari kebersamaan dan kesadaran bersama.
“Dengan duduk bersama, kita bisa menyatukan pikiran untuk membawa NTT menjadi kebanggaan masyarakat NTT dan juga Indonesia,” katanya.
Dalam diskusi tersebut, Edi Endi juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan berorientasi pada perubahan. Ia menegaskan bahwa kepemimpinan bukan sekadar jabatan kekuasaan, melainkan tanggung jawab moral untuk menjadi penerobos ketertinggalan.
“Pemimpin harus berani menerobos dan mengejar ketertinggalan agar NTT bisa sejajar dengan daerah-daerah yang lebih maju,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap kepemimpinan NTT saat ini mampu melahirkan keputusan dan kebijakan strategis yang berpihak pada masa depan daerah. Ia mendorong model kepemimpinan yang visioner, inklusif, dan kolaboratif agar pembangunan benar-benar lahir dari kebersamaan, bukan dari menara kekuasaan.
“Mari kita buktikan bahwa tanah yang sering disebut gersang ini mampu melahirkan pemikiran-pemikiran besar yang menyuburkan peradaban bangsa. NTT bukan sekadar tempat lahir, tetapi kehormatan yang harus kita jaga dengan karya nyata,” pungkasnya.
Diskusi publik ini dihadiri dan diisi oleh Gubernur NTT sebagai pembicara pembuka serta Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI, Viktor Bungtilu Laiskodat, sebagai pembicara penutup. Diskusi dimoderatori oleh Chris Mboeik dengan menghadirkan sejumlah narasumber ternama, antara lain Dr. Pius Rengka, (Guru Besar Undana) Prof. David Pandie, Dr. Ana Gudban, Dr. Silvi Fanggidae, Rm. Leo Mali, dan Prof. Frederik Benu.
Kegiatan tersebut diikuti ribuan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pemangku kepentingan, akademisi, hingga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di NTT. (*)


