Liputan-NTT Com - Noebeba,- Butuh perhatian serius dari Pemerintah, gedung SMA Negeri Saenam memprihatinkan hingga 228 siswa-siswi harus belajar di genangan air hujan di kala hujan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala SMA Negeri Saenam Kehi. I. M. Th. Tefbana, S.Pd., M.Pd kepada media ini pada Selasa, 11/2/2/2025.
SMA Negeri Saenam yang terletak di Jalan Tuan Nabuasa Feto, Nomor 02, Desa Noebeba, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat tidak layak digunakan sebagai gedung belajar, bagaimana tidak? atap gedung yang sudah berlubang mengakibatkan kebocoran dimana-mana sehingga siswa tidak dapat belajar dengan nyaman.
Diketahui sekolah tersebut berdiri pada tahun 2017 dan resmi memiliki izin operasional pada tahun 2019 masih menggunakan gedung yang tidak layak pakai.
Kepala Sekolah SMA Negeri Saenam, Kehi. I. M. Th. Tefbana, S.Pd., M.Pd mengungkapkan bahwa gedung laboratorium dan satu gedung kepala sekolah baru dibangun pada tahun 2023 dengan bantuan dari Pemerintah Provinsi NTT melalui dana DAK.
“Untuk ruang belajar kami punya 6 ruang kelas, tetapi berbagai fasilitas pendukung lainnya tidak ada dan kami belum pernah mendapatkan bantuan untuk perlengkapan Operasional sekolah”.
Kepala Sekolah mengakui bahwa gedung yang tidak layak pakai ini benar-benar tidak memenuhi standar sarana pendidikan sesuai ketentuan, baik ukuran ruangan, ruang kelas, maupun bangunan gedung dan berbagai fasilitas pendukung.
Meski demikian, dirinya terus berusaha membangun kolaborasi dengan orang tua siswa untuk membangun tambahan ruang darurat, karena ruangan yang ada tidak mencukupi kebutuhan ruang belajar, mengingat jumlah siswa yang semakin bertambah.
Kepala Sekolah juga berharap agar Pemerintah dapat memberikan perhatian terkait kebutuhan ruang belajar siswa bagi sekolahnya.
Salah satu siswa kelas X, Patrianto Snae saat ditanya tentang bagaimana perasaannya belajar di gedung tersebut? Ia menyatakan bahwa mereka tidak nyaman belajar dalam ruangan seperti itu, tapi demi masa depan, terpaksa tetap belajar dengan kondisi gedung yang memprihatinkan. (*)