Notification

×

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Tag Terpopuler

Gubernur NTT Dorong Transformasi Pembangunan Berkelanjutan

Sabtu | 20.12.25 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-20T09:17:34Z
banner 325x300

 

Liputan-NTT.Com - Kupang,- Tahun 2025 menjadi fase penting dalam peletakan fondasi transformasi pembangunan daerah melalui sepuluh Program Dasa Cita “Ayo Bangun NTT”. Hal tersebut disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam kegiatan Coffee Morning bersama media massa di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Jumat, 19 Desember 2025. 


Gubernur Melki Laka Lena mengatakan, Pemerintah Provinsi NTT mendorong transformasi ekonomi dari hulu ke hilir melalui Program One Village One Product (OVOP). Hingga akhir 2025, tercatat 190 UMKM binaan dengan 44 produk unggulan berbasis pangan olahan, herbal, kriya, dan tenun ikat. 


Pendampingan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari peningkatan kapasitas, desain dan kemasan, perizinan BPOM dan halal, hingga perluasan akses pasar melalui NTT Mart.


“Ke depan, kita tidak boleh lagi menjual barang mentah. Polanya harus berubah dari tanam–panen–jual menjadi tanam–panen–olah–kemas–jual agar tercipta nilai tambah bagi masyarakat,” ujar Gubernur.


Sebagai penguatan pasar produk lokal, NTT Mart kini telah beroperasi di sejumlah kabupaten/kota dan menjadi wadah pemasaran produk hilirisasi desa, sekolah, dan komunitas. Upaya ini sejalan dengan Gerakan Beli NTT serta pengembangan Dapur Flobamorata.


Ia menyampaikan, di bidang pertanian dan ketahanan pangan, Pemprov NTT juga melaksanakan program pendukung seperti Pasar Tani, Pameran Pangan Lokal, Bimbingan Teknis Pengolahan Hortikultura, serta Pekarangan Pangan Lestari (P2L) untuk mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).


Lebih lanjut Gubernur menyebut, Pemprov NTT telah menempatkan pemuda dan perempuan sebagai motor penggerak kreativitas lokal. Sepanjang 2025, program pelatihan inkubator bisnis, youth campaign, dan pengembangan ekonomi kreatif telah menjangkau lebih dari 1.200 peserta di 18 kabupaten/kota, mendorong lahirnya wirausaha baru dan penguatan UMKM berkelanjutan.


“Pemuda dan perempuan bukan objek pembangunan, tetapi subjek utama penggerak ekonomi kreatif dan perubahan sosial di NTT,” kata Gubernur.


Pelatihan ekonomi kreatif berbasis desa wisata juga telah menjangkau pelaku UMKM di Kabupaten Kupang, Ende, Flores Timur, Sumba Barat Daya, Alor, dan Rote Ndao, dengan produk unggulan seperti kopi, jagung titi, ikan olahan, hingga bumbu lokal. Program ini turut disertai kampanye isu sosial seperti pencegahan narkoba, pernikahan dini, perdagangan orang, serta kekerasan terhadap perempuan dan anak dan akan terus menjangkau Kabupaten/Kota lainnya.


Melalui Dasa Cita 3, Gubernur menerangkan bahwa sektor pariwisata telah diperkuat melalui penyelenggaraan berbagai event strategis berskala nasional dan internasional. Tour de EnTeTe 2025 diikuti 80 pembalap dari 13 negara dan melintasi Pulau Timor, Sumba, dan Flores. Selain itu, Kupang Exotic Festival, Festival Ana NTT Kreatif, Pameran Pembangunan “NTT BaGaYa”, Parade Tenun “NTT Berwarna 2025”, Pameran Pembangunan dalam rangka HUT ke-67 Provinsi NTT serta perlombaan dalam rangka perayaan Natal 2025, yang berhasil menarik puluhan ribu pengunjung dan memberi dampak langsung bagi UMKM dan pelaku ekonomi kreatif.


“Rangkaian kegiatan ini terbukti mendorong promosi budaya, meningkatkan kunjungan wisata, serta menggerakkan ekonomi lokal,” ujarnya.

 

Pada Dasa Cita 4, Pemprov NTT telah menuntaskan pembayaran jaminan sosial ketenagakerjaan bagi 100.000 pekerja informal rentan di 22 kabupaten/kota dengan capaian 100 persen, menyasar petani, nelayan, peternak, pelaku UMKM, lansia, penyandang disabilitas, hingga keluarga rentan.


Sementara itu, Dasa Cita 5 menunjukkan hasil signifikan dalam penurunan stunting. Berdasarkan data e-PPGBM per 17 Desember 2025, prevalensi stunting NTT turun menjadi 20,5 persen melalui penguatan Posyandu Tangguh, intervensi gizi spesifik dan sensitif, serta kolaborasi lintas sektor.


“Penurunan kemiskinan dan stunting harus berjalan seiring melalui intervensi spesifik dalam bingkai aksi konvergensi lintas sektor,” ujar Gubernur.


Di bidang pendidikan, Dasa Cita 6 diarahkan pada penguatan sekolah vokasi unggulan dan Sekolah Rakyat, rehabilitasi serta renovasi ratusan sekolah, dan percepatan digitalisasi pendidikan. Hingga 2025, tercatat 127 sekolah direhabilitasi, 340 sekolah direnovasi, dan lebih dari 105 sekolah menerima dukungan perangkat internet.


Melalui Dasa Cita 7, Pemprov NTT fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti jalan, air bersih, listrik, dan rumah layak huni melalui kolaborasi lintas pemerintah daerah. Sementara itu, Dasa Cita 8 dan 9 diarahkan pada percepatan reformasi birokrasi, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan transformasi digital. Program Meja Rakyat (Melki–Johni Melayani Rakyat) mencatat 429 pengaduan, dan seluruhnya telah ditindaklanjuti. Pemprov NTT juga meraih Digital Government Award 2024 dengan predikat Sangat Baik atas penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).


Gubernur menegaskan bahwa tahun 2026 akan menjadi tahun pertanggungjawaban terbuka atas pelaksanaan Dasa Cita dan Asta Cita.


“Publik harus tahu secara jelas bagaimana Melki–Johni menjalankan Dasa Cita dan program pemerintah pusat,” tegasnya.


Ia meminta seluruh Perangkat Daerah untuk secara terbuka merilis rincian program dan kegiatan tahun 2026, serta mendorong peran ASN Pemprov NTT dalam Gerakan Beli NTT melalui belanja di NTT Mart yang akan diatur melalui surat edaran.


Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma menekankan pentingnya kampanye sadar membayar pajak dengan melibatkan peran media massa.


“Jika tingkat kepatuhan meningkat hingga 70 persen, dampaknya akan sangat signifikan bagi peningkatan pendapatan daerah,” ujarnya.


Wakil Gubernur juga menyoroti lonjakan kasus HIV/AIDS, khususnya di kalangan generasi muda.


“Ini bukan soal menghakimi, tetapi menyelamatkan masa depan. Pencegahan harus melibatkan keluarga, sekolah, tokoh agama, dan komunitas,” tegasnya.


Menutup kegiatan tersebut, Gubernur menegaskan bahwa keberhasilan Dasa Cita dan program nasional hanya dapat dicapai melalui kolaborasi lintas sektor.


“Ayo Bangun NTT bukan hanya program pemerintah, tetapi gerakan bersama. Pemerintah bekerja terukur, Perangkat Daerah bertanggung jawab, dan masyarakat ikut mengawal. Semua harus dijalankan dengan kerja kolaborasi,” pungkas Gubernur.


Kegiatan ini turut dihadiri Plh. Sekda Provinsi NTT Flori Rita Wuisan, para Asisten Sekda Provinsi NTT, para Staf Ahli Gubernur, serta Pimpinan Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTT. (*)


×
Berita Terbaru Update