Notification

×

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Tag Terpopuler

IPACS 2025 Resmi ditutup : Jadi Momentum Penguatan Kerja Sama Budaya Indonesia - Pasifik

Jumat | 14.11.25 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-14T15:38:21Z
banner 325x300

 


Liputan-NTT.Com - Kupang,- Indonesia-Pacific Cultural Synergy  (IPACS) 2025 resmi ditutup, Menteri kebudayaan, Fadli Zon sampaikan IPACS merupakan momentum penting untuk mempererat kerja sama budaya antara Indonesia dan negara-negara Pasifik.


IPACS 2025 resmi di tutup pada Kamis (13/11/2025) bertempat di Hotel Harper - Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah berlangsung selama tiga hari terhitung 11 - 13 November 2025.


Pertunjukan yang menampilkan kerajinan bambu, tarian, dan musik tradisional ini memukau penonton serta menegaskan kekayaan budaya dan semangat kebersamaan lintas bangsa.


Program residensi budaya ini berfokus pada bambu, musik, dan tari, melibatkan 62 peserta yang berkolaborasi selama beberapa minggu di Kupang. Puncak kegiatan ditandai dengan pertunjukan penutupan yang menampilkan simfoni warisan budaya, keterampilan, dan seni pertunjukan dari seluruh kawasan Pasifik. 


Menteri kebudayaan, Fadli Zon dalam keterangan resminya menyampaikan bahwa moment tersebut untuk mempererat kerja sama budaya antara Indonesia dan negara-negara Pasifik.


 “Melalui ekspresi budaya seperti bambu, tarian, dan musik tradisional, kita tidak hanya memperkuat hubungan antar negara, tetapi juga menghidupkan kembali jejak migrasi nenek moyang yang menghubungkan kita di masa lalu,” ujarnya.


Selain itu menjadi wadah kolaborasi, kegiatan tersebut juga berfungsi sebagai promosi budaya NTT. 


Peserta dari berbagai negara mengapresiasi kain tenun, lagu, dan tarian dinamis asal NTT yang dianggap memiliki kedekatan ritme dengan budaya Pasifik.


Menurut Fadli, melalui IPACS 2025 diharapkan terjalin kerja sama yang lebih luas melalui berbagai inisiatif, termasuk program residensi budaya, pemberian beasiswa bagi pelajar dari negara-negara Pasifik, serta kolaborasi dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim.


"Kita bersepakat untuk menindaklanjuti kerja sama kebudayaan. Bahkan, mereka mengusulkan adanya beasiswa bagi pelajar dari negara-negara Pasifik di Indonesia. Selain itu, kita juga akan memperkuat kerja sama di bidang residensi budaya dan kolaborasi menghadapi tantangan global, terutama persoalan climate change atau perubahan iklim ke depan. Saya kira di bidang pemerintahan lain ada kerja sama ekonomi dan lainnya, tetapi kami di Kementerian Kebudayaan akan fokus pada penguatan kerja sama budaya. Hal ini juga telah dituangkan dalam joint statement,” ujar Fadli.


 “Kami berharap IPACS dapat menjadi platform bersama untuk memperkuat jejaring budaya di kawasan Pasifik,” tambahnya.


Sementara itu, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyampaikan bahwa kegiatan ini meneguhkan posisi NTT sebagai bagian penting dari kebudayaan Pasifik. Ia mengucapkan apresiasi kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon atas inisiatif penyelenggaraan IPACS 2025 yang dinilai berhasil mempertemukan para pelaku budaya dari berbagai negara Pasifik dan provinsi di Indonesia.


"Terima kasih kepada Menteri Kebudayaan, Pak Fadli Zon, yang telah menginisiasi acara luar biasa ini. Melalui kegiatan ini, kita di kawasan Pasifik bisa saling bertemu. Tidak hanya dari 16 negara Pasifik, tetapi juga dari 10 provinsi di Indonesia, enam dari Papua, dua dari Maluku, ditambah NTT dan Sulawesi Utara. Ini pertemuan yang sangat berharga,” ujar Gubernur Melki.


Lanjutnya, para peserta dari negara-negara Pasifik merasa memiliki kedekatan yang kuat dengan Indonesia, khususnya NTT. 

“Mereka mengatakan bahwa Indonesia, khususnya NTT, adalah the real Pacific. Banyak kemiripan yang mereka temukan di sini , mulai dari makanan, lagu, tarian, hingga budaya bambu dan minuman tradisional. Mereka merasa seperti di rumah sendiri,” ungkapnya.


Gubernur Melki juga berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak lanjutan, baik dalam bentuk kolaborasi budaya maupun pengembangan ekonomi kreatif daerah.


 “Saya dengar tadi malam karya para peserta sudah mulai diminati dan ditawar untuk dipamerkan di pusat-pusat kota. Ini pertanda baik. Ke depan, kita siap menindaklanjuti kerja sama yang telah dirintis oleh Kementerian Kebudayaan,” pungkasnya.


Wali Kota Kupang, Christian Widodo, yang turut hadir menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada Kementerian Kebudayaan atas penyelenggaraan IPACS 2025 di Kota Kupang.


“Atas nama Pemerintah Kota Kupang, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Kebudayaan. Dengan adanya kegiatan kebudayaan ini di Kota Kupang, perekonomian masyarakat tumbuh. Bapak dan Ibu bisa lihat sendiri, hotel-hotel penuh, rumah makan ramai, UMKM dan penjual suvenir laku. Kami sangat berterima kasih, Pak Menteri,” ujar Christian Widodo.


Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa kegiatan seperti IPACS 2025 membuka peluang baru bagi kerja sama antarnegara di kawasan Pasifik.


 “Ini menjadi pintu masuk bagi kerja sama yang lebih luas antara negara-negara di kawasan Pasifik, dan Kota Kupang pasti akan merasakan dampaknya. Salah satunya, sudah mulai ada penjajakan untuk program sister city, seperti yang disampaikan Pak Menteri dan Pak Gubernur,” ujarnya.


Kegiatan IPACS 2025 juga mendapat apresiasi tinggi dari negara-negara Pasifik. Menteri Kebudayaan Republik Fiji, Ifereimi Vasu, memberikan apresiasi tinggi kepada Indonesia atas penyelenggaraan IPACS 2025.


“Platform ini menjadi ruang yang sangat berharga untuk bertukar pengalaman, belajar satu sama lain, serta menjajaki jalan baru bagi kolaborasi masa depan,” ujarnya.


Senada dengan itu, Menteri Negara Pariwisata, Seni, dan Budaya Papua Nugini, Belden Norman, menyampaikan pesan optimistis.


“Jika kita terus memperkuat sinergi budaya di antara negara-negara Pasifik, kita dapat menjadi kekuatan besar dalam menampilkan seni dan budaya kepada dunia, sekaligus mempromosikan perdamaian dan persatuan di kawasan ini,” katanya.


Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Solomon, Choy Lin Yim Douglas, menekankan pentingnya ekonomi kreatif dan diplomasi budaya.


“Pertemuan ini menunjukkan bagaimana budaya dapat menjadi jembatan bagi kerja sama dan pembangunan. Kami dengan penuh semangat menantikan kolaborasi berikutnya antara masyarakat Pasifik dan saudara-saudari kami di Indonesia,” tutupnya.


IPACS 2025 telah berakhir namun juga menjadi awal dari perjalanan panjang persahabatan budaya antara Indonesia dan negara-negara Pasifik.


Dari Kupang – NTT, semangat kebersamaan ini akan terus bergema ke seluruh penjuru Pasifik, menghubungkan tradisi dengan masa depan, dan memperkuat harmoni di tengah keberagaman.


Melalui IPACS, persaudaraan dan persahabatan Nusa Tenggara Timur bersama negara-negara Pasific bergema dan akan terus bersinar - memberi pesan damai kepada dunia bahwa kawasan Pasifik di muka Bumi ini mempunyai warna tersendiri terhadap nilai-nilai peradaban budaya dunia. 


Menteri kebudayaan, Fadli Zon, Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dan Wali Kota Kupang, Christian Widodo turut hadir dalam acara penutupan yang berlangsung meriah dengan penampilan peserta residensi budaya dari sepuluh negara Pasifik dan tujuh daerah di Indonesia. (*)


×
Berita Terbaru Update