Notification

×

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Iklan

resellerwhm.com - Hosting Unlimited Murah

Tag Terpopuler

Puskesmas Oesao Terus Berupaya Menekan Prevalensi Angka Stunting, Dari 17 Persen Turun Jadi 16.04 Persen

Selasa | 12.8.25 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-11T23:50:19Z
banner 325x300


Liputan-NTT.Com- Oelamasi,- Puskesmas Oesao terus berupaya untuk perangi stunting hingga berhasil menekan prevalensi angka stunting periode Juni-Juli 2025 dengan total 17 persen menjadi  16, 4 persen. 


Hal itu disampaikan oleh Kepala Tata Usaha (KTU) Puskesmas Oesao Ns. Susana Selan, S. Kep di ruang kerjanya pada Senin, 11 Agustus 2025.


Susana Selan menjelaskan penurunan data Stunting di Puskesmas Oesao atas dasar kerja sama dan kerja kolaborasi antara Kelurahan dan  Desa yang ada di wilayah pelayanan Puskesmas Oesao bersama petugas Puskesmas yang rutin mendampingi langsung anak-anak yang mengalami Stunting.


Lanjutnya, seorang anak jadi penderita stunting berawal dari pola asuh anak, salah satunya pola makan yang kurang diperhatikan dari orang tua. Oleh karena itu, pihak Puskesmas Oesao melakukan pendampingan, setiap tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas tersebut wajib mendampingi kurang lebih lima orang anak di setiap desa. Pendampingan itu untuk memberikan pemahaman kepada orang tua untuk melakukan perbaikan-perbaikan pola asuh, pola makan dan menjaga kesehatan anak.


Berdasarkan pendampingan dari pihak Puskesmas sehingga menekan angka Stunting dari 17 persen menjadi 16,4 persen pada bulan Juni-Juli 2025. Diharapkan orang tua anak tetap menjaga lingkungan rumah agar tetap bersih dan asri, jelasnya.


Simak data Per Kelurahan dan Desa yang ada di Wilayah kerja Puskesmas Oesao per Juni-Juli yakni; Desa Oefafi, 33,30 persen turun menjadi 32 persen. Desa Tuatuka 27.10  persen turun menjadi 25.54 persen, Kelurahan Oesao 14.70 persen turun menjadi 12. 87 persen, Kelurahan Babau, 7. 43 persen turun menjadi 7. 42 persen, Kelurahan Merdeka, 17. 40 persen turun menjadi 15.76 persen, Kelurahan Tuapukan, 8 persen turun menjadi 7. 55 persen, Desa Oesao, 21. 70 persen turun menjadi 20.65 persen, Desa Tanah Putih, 20. 87 persen tetap 20.87 persen. Jadi Totalnya dari 17 persen turun menjadi 16.4 persen. Dari 8 Kelurahan Desa yang ada di Pelayanan Puskesmas Oesao, beber KTU.


Berdasarkan data tersebut,  rata-rata Desa Kelurahan mengalami penurunan, 1,0 persen per Desa Kelurahan, kecuali Desa Tanah Putih yang tidak mengalami penurunan. 


Langkah-langkah strategis pencegahan stunting pada anak :


1.Fokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena periode ini tidak bisa diulang.


2. Pemenuhan gizi ibu hamil (tablet tambah darah, makanan bergizi, mencegah anemia)


3. ASI eksklusif 0–6 bulan dan MP-ASI bergizi mulai 6 bulan


4. Imunisasi lengkap untuk mencegah infeksi penyebab gizi buruk


5. Pengobatan segera bila anak sakit (diare, ISPA, infeksi cacing)


6. Intervensi Gizi Sensitif – dukungan lingkungan dan perilaku


7. Sanitasi dan air bersih (mencegah diare & infeksi usus)


8. Pendidikan gizi untuk orang tua


9. Perencanaan keluarga (jarak kelahiran ideal)


10. Pengentasan kemiskinan & bantuan pangan bergizi


11. Akses layanan kesehatan ibu & anak yang memadai


Jika harus memilih yang paling penting secara dampak langsung, intervensi gizi spesifik pada 1000 HPK adalah kunci, khususnya pemenuhan gizi ibu hamil & bayi. Tapi, tanpa dukungan gizi sensitif (sanitasi, edukasi, ekonomi), hasilnya kurang optimal. (*)


×
Berita Terbaru Update