Liputan-NTT.Com - Kupang,- Terpilih sebagai Ketua PGRI Provinsi NTT XXII Lanjutan Tahun 2023-2024, Dr. Semuel Haning, SH., MH.,C.Me.,C.Parb mengajak semua Badan Pengurus Kabupaten/Kota agar sama-sama bekerja dan bekerja bersama-sama.
Demikian disaksikan langsung oleh tim media ini saat Pelantikan Badan Pengurus PGRI Provinsi NTT Ke- XXII oleh Ketua Pengurus Besar PGRI, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc.,M.B.A.,M.Phil.,MA di Lobby Kampus UPG 45 Jumat (08/09/2023).
Sebagai Ketua terpilih Paman Sam sapaan akrabnya mengapresiasi seluruh Tim PGRI yang bekerja keras yang sudah lelah namun tetap sama-sama bekerja dan kerja bersama-sama untuk terlaksananya Konferensi Provinsi Luar Biasa PGRI NTT tahun 2023.
Paman Sam berterima kasih atas kepercayaan dari semua pengurus PGRI Kab/Kota yang sudah mempercayakan dirinya sebagai Ketua PGRI Provinsi NTT. Serta kepada Pengurus Besar PGRI yang sudah melantik dirinya dan tim pengurus PGRI.
"Solidaritas harus hidup, walaupun sudah malam saya yakin semangat tidak padam karena semangat PGRI tidak akan luntur untuk semua orang. Saya yakin fenomena-fenomena yang ada akan berakhir dengan sendirinya. Saya janji dengan teman-teman bahwa 100 hari kedepan kami akan menyelesaikan seluruh pengurus PGRI yang ada di Kabupaten yang belum jelas legitimasi kepengurusannya dan juga kami berjanji akan senantiasa bersama dengan guru. Apabila ada kelompok-kelompok yang menzalimi atau mengkriminalisasi guru dengan berbagai macam cara, kami akan selalu di depan".
Paman Sam merasa tergugah ketika ada hak-hak guru terzalimi dan mereka berdiri sendiri tanpa organisasi PGRI namun dirinya berjanji akan bersama Tim berdiri bersama-sama berjuang dengan mereka.
"Terlalu banyak beban kerja tapi lewat bapak dan ibu-ibu ketua pengurus kab/kota tolong bantu kami. Semoga beban yang berat ini Tuhan bisa kasih bahu yang kuat sehingga dapat kami dapat memikulnya".
Ketua Pengurus Besar PGRI Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc.,M.B.A.,M.Phil.,MA dalam sambutannya menyampaikan dirinya bersyukur kepada Tuhan dan kepada seluruh PGRI yang sudah menunaikan satu amanah yang diberikan oleh masyarakat.
Prof. Richardus Indrajit menjelaskan bahwa dirinya dan tim Pengurus Besar PGRI lainnya berada ada karena guru-guru dan ingin melanjutkan kerja guru-guru kepada generasi-generasi berikutnya.
Lanjutnya, Ketika guru menjalankan tugas, banyak sekali yang mengalami hambatan dan tantangan namun guru bukan Malaikat tetapi manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan sehingga sebagai makhluk sosial harus selalu berada di depan jika ada guru-guru yang mengalami masalah.
"Waktu sampai di kota Kupang kami disambut dengan kata-kata khas Kupang yakni KUPANG ADALAH KOTA KASIH yang memiliki arti bahwa semua persoalan yang guru-guru alami sesulit apapun persoalan itu harus diselesaikan dengan kasih. Saya, Pak Dudung dan Pak Waseh datang ke Kupang juga karena kasih, kami di percayakan ke Kupang karena kasih dan itu semua modal untuk bisa maju dan bersama-sama menjalin soliditas dan solidaritas diantara guru-guru semua".
Akhir dari sambutannya Prof. Richardus mewakili seluruh Pengurus Besar PGRI, memohon maaf jika dalam penyelenggaraan tersebut ada hal-hal yang belum dapat diberikan kepada semua guru-guru sebagaimana diharapkan. Ia menjelaskan bahwa semua yang mereka lakukan penuh cinta dan ketulusan agar guru-guru di Prov. NTT bisa menjadi guru-guru yang dibanggakan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Perwakilan Pengurus PGRI dari beberapa Kabupaten dan Kota, Pengurus Besar PGRI Dudung Abdul Qodir,S.Pd.,M.Pd, dan Ahmad Abdul Waseh, MA. (LNC/RS).